Sejarah Desa

Asal usul desa Pulisan

Desa Pulisan berawal dari masyarakat Kepulauan Sangihe, Siau, dan Tagulandang. Pada tahun 1936, mereka menetap di sebuah dusun yang dikenal dengan nama Timbelang, yang kini disebut Pantai Besar. Pada tahun 1942, dusun ini berada di bawah pemerintahan Kepala Jaga Salmon Takumansang dan Meweteng Alfinus Togelang. Saat itu, Dusun Timbelang masih merupakan bagian dari Desa Maen. Kemudian, pada tanggal 2 Oktober 1957, Dusun Timbelang dimekarkan dari Desa Maen dan dipimpin oleh Hukum Tua pertama, Bapak Alfinus Togelang.

Pada masa tersebut, masyarakat yang tinggal di Dusun Timbelang berinisiatif untuk pindah ke lokasi yang sekarang dikenal sebagai Desa Pulisan. Alasan perpindahan ini adalah karena di Dusun Timbelang terdapat sungai bermuara, yang menyebabkan banyak warga terkena penyakit malaria.

 

Kisah dibalik nama Pulisan

Desa Pulisan terletak di ujung Sulawesi Utara, di mana dua arah mata angin, barat dan timur, bertemu. Pertemuan tersebut menciptakan arus laut yang berputar ribuan kali setiap kali air pasang dan surut. Putaran air laut ini dinamakan oleh penduduk sebagai "Pulisan," yang kini menjadi salah satu objek wisata. Para nelayan dan penduduk yang ingin menyeberang dari dua arah tersebut harus menunggu saat air laut menjadi tenang, yang dalam bahasa daerah disebut "Pangampale Lisange," yang berarti menunggu waktu teduh.

Tanjung Pulisan, dengan arus laut yang berputar, telah lama menjadi wilayah tangkapan nelayan karena kaya akan ikan besar. Alat tangkap tradisional yang digunakan sering kali terlepas akibat kekuatan arus, yang oleh penduduk setempat disebut "Napulise," yang berarti terlepas. Dari tiga cerita rakyat ini, nama Desa Pulisan kemudian disepakati.